photograph. (2)


“Aku mau lanjutin sekolah ke luar negri.” katanya tiba-tiba.

“Jadi?”

Ia mengangguk.

Aku sudah tahu. Itu impiannya sejak dulu. Aku tak bisa melarangnya. Untuk apa juga? Justru bagus untuknya. Tapi mungkin tak akan bagus untuk hubungan kita.

“Sebulan lagi.”

Aku hanya mengangguk.

“Kamu jangan khawatir, kita bakal bisa tetep contact-an kok. Hubungan kita bakal baik-baik aja.”

“Iyaa, kamu baik-baik disana. Kasian, gaada yang bisa diajak cuddle.”

“Makanya, aku mau puas-puasin sekarang.” katanya yang langsung memelukku.


Saat itu aku tak cemas. Tidak sekalipun, bahkan sampai ia berangkat. Tapi, setelah beberapa bulan ia pergi, yang awalnya setiap hari akan terus mengabari, lama-lama tak ada sama sekali.

Aku berpikir positif, mungkin saja ia sedang sibuk. Tapi kita sudah tak saling mengabari lagi. Sampai saat ini.


Bagaimana kabarmu sekarang? Baik-baik saja kan? Kenapa tak ada kabar? Apa kita memang sudah selesai? Katamu kita akan baik-baik saja? Tapi mengapa jadi seperti ini? Aku butuh kejelasan. Kenapa tiba-tiba pergi? Banyak pertanyaan dan pernyataan yang ingin kukatakan. Satu yang pasti. Aku rindu. Kemana kamu?