pantai dan kenangan.


Pantai selalu menyimpan kenangan. Nana dan Caca, juga mempunyai kenangan tersendiri dengan pantai.

“Ca, lo inget ga dulu waktu kecil kita ngide banget sepedaan ke pantai.” kata Bintang.

“Inget lah, tapi gajadi kan. Kok gamikir ya pantai kan jauh.” jawab Sasha.

“Hahaha yang awalnya ngide kan elo.”

“Ya mana gue tau. Tapi akhirnya sepedaan juga kan di pantai. Tapi berangkatnya sama ayah naik mobil.”

“Haha inget banget gue boncengin lo di pantai gara-gara sepedanya cuma bisa muat satu. Udah di pasir, boncengin lo lagi.”

“Berat?”

“Iya lah.”

“Anjing,” umpat Sasha, “Tapi ya Na, asik tau kalo di pikir-pikir lagi. Kayak jadi kenangan gitu.”

“Iya,” jawab Bintang, “Let's make a memories again in here.”

“Kali ini ngapain?” tanya Sasha.

Bintang menatap Sasha dalam-dalam.

'Cup'

“Lo- lo ngapain cium pipi gue anjir.” kata Sasha salah tingkah sambil agak mendorong Bintang.

“Hehe.”

“Lo- lo nembak gue?” tanya Sasha masih bingung.

“Lo mau nya gitu?” tanya Bintang balik.

“Y-ya terserah lo.” kata Sasha.

“Ya lo mau ga? Kalo mau sekarang kita jadian.” kata Bintang.

“Gue masih bingung,” jawab Sasha, “Gila lo temen gue dari kecil, kalo nanti ada sesuatu dan kita bakal ngejauh lagi gimana?”

“Ya jangan sampe.”

“Gue butuh waktu.”

“Oke. Take your time. Berapa lama pun, gue masih tetep dengan rasa yang sama,” kata Bintang, “Jangan jadi canggung ya Ca abis ini.”

“Iya enggaa,” jawab Sasha, “Ternyata lo bisa serius juga ya hahaha.”

“Ya bisa, lo mau diseriusin?” kata Bintang sambil menunjukkan smirk nya.

“Bubar-bubar.” kata Sasha agak menjauh.

“Caa, lo gamau liat sunset bareng apa? Biar romantis gitu kayak di cerita-cerita gitu.”

“Ga.” jawab Sasha.

Meski Sasha menolak, tetap saja, layaknya sebuah cerita, mereka menikmat sunset berdua.