dijodohin? (2)
Sasha berada di rumah Bintang. Bunda Bintang sedang membuat kue, katanya, Sasha disuruh ke rumahnya untuk mencicipi.
“Gimana Ca? Kurang apa gitu ga?” tanya Bunda.
“Engga kok Bun, pas!” jawab Sasha.
“Kalo menurut Bintang sih kemanisan.”
“Engga kok, orang pas, ga manis-manis banget.”
“Tanya dulu dong kenapa.”
“Kenapa emang?” tanya Bunda.
“Karena udah liat yang manis-manis.”
Sasha memasang muka terheran-heran.
“Hahaha kamu ini Na, anak Bunda udah gede ya ternyata.”
“Yaiyalah Bun, udah punya pacar juga.” jawab Bintang yang langsung memandang Sasha.
Sasha salah tingkah.
Trring panggilan masuk dari hp Bunda.
“Sebentar ya Bunda angkat telpon dulu.” kata Bunda.
Bintang dan Sasha mengangguk.
“Na, Bunda mau bicara.” ucap Bunda saat selesai menelpon.
“Iya Bun kenapa?”
“Kamu ingat teman Bunda yang di kondangan kemarin?”
“Eh? Iya kenapa Bun?”
Sasha tau apa yang akan terjadi. Tapi ia hanya diam mendengarkan.
“Anaknya yang ikut kemarin teman sekolah kamu kan?”
“Iya Bun.”
“Kamu suka ga sama dia? Kalo suka mau Bunda jodohin.”
“Kan Nana udah bilang, Nana punya pacar Bun.”
“Ya kan Bunda belum tau pacarmu itu, lebih baik sama yang udah Bunda kenal.”
“Ya makanya kenalan Bun, sama pacar Nana.”
“Siapa namanya?”
“Sasha.” jawab Bintang sambil tersenyum dan menatap Sasha.
Sasha kaget, tentu saja. Ia tidak menyangka Bintang akan langsung mengatakannya.
Bunda pun juga kaget.
“Sasha?”
“Hehehe, iya Bun.”
“Kalian pacaran? Sejak kapan? Kalo gitu mah Bunda jodohinnya kamu sama Caca. Ngelamar sekarang pun jadi.”
“Waduh gaslah kalo gitu Bun.”
“Heh, masih SMA..” jawab Sasha.
“Hahaha, Bunda bercanda kok Ca. Kalian sekolah dulu yang bener, kuliah, Bintang udah punya kerjaan, baru nikah.”
“Iya Bunn,” jawab Bintang, “Berarti itu gajadi kan?”
“Apanya?”
“Ituu jodoh-jodohin kayak Siti Nurbaya.”
“Enggaa.”
“Berarti Bunda setuju ya kalo Nana pacaran sama Caca?”
“Kalo Bunda larang emang kamu mau putus?”
“Engga juga sih, tapi kan harus minta restu Bunda biar langgeng Bun.”
“Iyaa, Bunda restuin, kamu kalo nyakitin Caca awas ya, Bunda maju paling depan.”
“Iya Bun, gaakan sih, Caca cantik gini gaada kurangnya.”
Mereka pun lanjut berbincang-bincang.