deja vu.


Jam pelajaran sudah selesai. Murid-murid bersiap untuk pulang.

Sasha dan Bintang seperti biasa, pulang bersama.

“Yuk, Bintang.” ajak perempuan yang sekelas dengannya itu yang langsung merangkul lengannya.

Bukan, bukan Sasha. Itu Enzya.

“Kita jadi kan hari ini? Di rumah lo, langsung aja.” kata Enzy lagi.

“Pulang dulu lah.” jawab Bintang risih.

Seperti deja vu, pikir Sasha.

“Lo kerkom nya sekarang?” tanya Sasha ke Bintang.

“Iya, lo sama Dewa kan, bareng Dewa aja.” jawab Enzy yang tak ditanya.

Deja vu lagi.

“Iya gue bareng Dewa. Gue juga mau ngerjain.” jawab Sasha.

“Yaudah yuk Bintang.”


“Wa, jangan langsung ke rumah gue, mampir dulu kemana gitu.” ucap Sasha.

“Kemana?”

“Ya kemana gitu, beli cemilan dulu deh yuk.”

“Emang kenapa? Biar ga ketemu Bintang?” tanya Dewa sambil menyenggol pundak Sasha.

“Engga, gaada cemilan di rumah.”

“Masaa?”

“Iyaa.”

“Bukannya lo cemburu Bintang sama Enzy?”

“Engga.”

“Masaa?”

“Iyaa, ah udahlah cepetann.”

“Iyaiya wkwk.”


Sesampainya di rumah, Sasha turun dari motor Dewa. Tetapi, ada sesuatu yang mengalihkan mata mereka.

“Lah, si Enzy nempel amat sama Bintang.” celetuk Dewa.

“Buruan masuk sebelum gue tutup ni gerbang.”

“Iyaiyaa santai dong Shaa.”