Cantika yang sedari tadi duduk di kursi meja belajarnya, berbalik dan menghampiri Rey yang duduk di ujung kasurnya.
Mereka bertatapan. Cukup lama, mungkin mereka sedang melepas kerinduan. Sejak di pemakaman Rey saat itu, Cantika tahu 'Rey' ada disana. Dan Cantika pun tahu setelah itu 'Rey' selalu mengikuti Cantika kemanapun. Tapi tak pernah sekalipun mereka berkomunikasi.
“Kamu beneran siap?” tanya Cantika memastikan, yang dijawab anggukan oleh Rey.
“Oke, pegang tangan aku.” kata Cantika.
Kedua tangan mereka berpegangan, 'Tampak nyata.' batin Cantika.
Mereka memejamkan mata, dan terfokus pada kejadian dua minggu lalu.