[2] dua


Apa kau tahu bagaimana perasaanku? Benci, kecewa, marah. Kukira hanya ada aku dihatinya. Ternyata sebaliknya.

Aku berusaha melakukan apapun agar aku dan dia tetap bersama. Tetapi apa yang malah terjadi kini?

Apa yang membuatnya jatuh hati pada perempuan itu? Dia cantik. Terlihat lebih baik dalam banyak hal. Mungkin memang dia lebih bahagia bersamanya. Entahlah, aku jadi iri.

Kukira aku sudah melupakannya. Haha ternyata tak semudah itu. Peranku, sudah tergantikan oleh perempuan itu.

Tapi lihatlah, dia sama saja. Caranya memperlakukannya, sama seperti saat bersamaku. Dia kira dia spesial? Semua itu sama seperti saat ia bersamaku.

Rasanya, ingin aku ingin meluapkan emosiku. Meneriakinya sampai aku lega. Tapi aku tidak bisa. Aku tak mau bersikap bodoh hanya karena dia.


Aku tahu aku egois. Aku tak bisa melepasnya. Padahal ia sudah punya pengganti. Menjalani hidup tanpaku. Apakah aku juga bisa seperti itu? Tinggal aku yang masih terjebak dengan masa lalu.

Aku memang takut kehilangan. Tapi, kupikir-pikir lagi, inilah hidup. Mungkin memang aku tak perlu memikirkan itu. Bara dan Aku, sudah menjadi masa lalu.

Aku yakin akan baik-baik saja, tanpa-nya.

. . .

END.